Mengatasi Kendala Pembentukan Watak di Zaman Generasi Z

Admin/ Juni 2, 2025/ Pendidikan

Pembentukan watak yang kokoh bagi Generasi Z menghadapi berbagai tantangan unik di era digital ini. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan inovatif dan adaptif dalam mengatasi kendala pembentukan watak agar mereka tumbuh menjadi individu yang berintegritas, resilien, dan bertanggung jawab. Artikel ini akan membahas beberapa strategi kunci untuk mengatasi kendala pembentukan watak pada generasi yang sangat terhubung ini.

Salah satu kendala utama adalah banjir informasi, termasuk disinformasi dan hoaks, yang dapat memengaruhi persepsi dan nilai-nilai mereka. Generasi Z perlu dibekali dengan kemampuan berpikir kritis dan literasi digital yang mumpuni agar mampu memilah informasi dan membentuk opini yang berdasar. Mengatasi kendala pembentukan watak dalam konteks ini berarti mengajarkan mereka untuk tidak mudah terpengaruh dan selalu mencari kebenaran. Sebagai contoh, pada tanggal 14 Mei 2025, Kementerian Komunikasi dan Informatika meluncurkan modul “Filter Digital: Membangun Integritas Daring” yang ditujukan untuk siswa SMA di seluruh Indonesia, mengajarkan cara mengenali dan menangkal hoaks.

Selain itu, interaksi sosial yang bergeser ke ranah daring juga menjadi tantangan. Kurangnya interaksi tatap muka yang berkualitas dapat mengurangi kemampuan mereka dalam berempati dan membangun hubungan interpersonal yang kuat. Oleh karena itu, sekolah dan keluarga perlu mendorong lebih banyak kegiatan yang melibatkan interaksi langsung dan kerja sama tim. Misalnya, pada hari Minggu, 25 Mei 2025, Komunitas Sahabat Remaja (KSR) mengadakan kegiatan “Outdoor Leadership Camp” di kawasan pegunungan dekat Bogor, Jawa Barat. Acara ini diikuti oleh 80 remaja, fokus pada pelatihan kepemimpinan dan kolaborasi melalui aktivitas fisik. Dua personel dari Polsek Ciawi turut hadir untuk memastikan keamanan dan kelancaran kegiatan.

Peran lingkungan pendidikan, baik formal maupun non-formal, sangat krusial dalam mengatasi kendala pembentukan watak. Guru dan pendidik harus menjadi fasilitator, bukan hanya pemberi materi, yang mampu menciptakan suasana kelas yang inklusif dan mendorong diskusi tentang nilai-nilai. Sekolah juga dapat mengadopsi program mentoring atau pembimbingan sebaya untuk memberikan dukungan personal kepada siswa.

Sinergi antara orang tua, pendidik, dan masyarakat adalah fondasi utama untuk mengatasi kendala pembentukan watak di Gen Z. Dengan pemahaman yang mendalam tentang karakteristik generasi ini dan penerapan strategi yang tepat, kita dapat membimbing mereka menjadi individu yang berkarakter kuat, siap menghadapi masa depan dengan integritas dan optimisme.

Share this Post