Perbaikan Tata Kelola Edukasi Mendesak: Lestari Moerdijat Angkat Bicara
Kualitas sumber daya manusia menjadi penentu utama kemajuan suatu bangsa, dan pendidikan adalah fondasinya. Namun, integritas dalam sistem pendidikan Indonesia menghadapi tantangan serius. Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menyoroti urgensi perbaikan tata kelola edukasi demi menanamkan nilai-nilai integritas yang kuat pada generasi penerus. Dorongan ini muncul seiring dengan menurunnya skor Survei Penilaian Integritas (SPI) Pendidikan tahun 2024, yang mengindikasikan adanya celah dalam sistem yang perlu segera dibenahi.
Lestari Moerdijat, yang akrab disapa Rerie, dalam pernyataannya menekankan bahwa perbaikan tata kelola edukasi bukan hanya sekadar isu administratif, melainkan fundamental untuk melahirkan generasi yang tangguh dan berdaya saing di masa depan. Menurut Rerie, penurunan skor SPI Pendidikan dari 73,7 menjadi 69,50 pada tahun 2024 adalah alarm keras yang harus ditanggapi dengan serius. Survei tersebut juga mengungkap fakta mengejutkan: sekitar 30% guru atau dosen serta 18% pimpinan satuan pendidikan masih menganggap gratifikasi dari siswa atau wali murid sebagai hal yang lumrah. Angka-angka ini menunjukkan bahwa budaya integritas perlu diperkuat di semua lini pendidikan.
Untuk mengatasi persoalan ini, Rerie mendorong pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan pendidikan untuk segera mengambil langkah konkret. Perbaikan tata kelola edukasi harus mencakup transparansi anggaran, akuntabilitas dalam pengambilan keputusan, serta penegakan etika dan disiplin yang ketat. Selain itu, penting juga untuk membangun kesadaran kolektif tentang bahaya korupsi dan praktik tidak berintegritas sejak dini, mulai dari lingkungan sekolah. Kurikulum pendidikan karakter yang menekankan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan keadilan perlu diintensifkan, tidak hanya sebagai teori tetapi juga praktik sehari-hari.
Rerie berharap, dengan perbaikan menyeluruh pada tata kelola edukasi, nilai-nilai integritas dapat tertanam kuat dalam diri setiap peserta didik, guru, dan seluruh elemen yang terlibat dalam proses pendidikan. Generasi penerus yang memiliki integritas tinggi tidak hanya akan unggul secara akademis, tetapi juga mampu menjadi pemimpin yang jujur dan bertanggung jawab di berbagai bidang. Ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa yang lebih cerah, di mana praktik-praktik tidak berintegritas dapat diminimalisir dan kepercayaan publik terhadap sistem pendidikan dapat dipulihkan sepenuhnya.